Cepedak - Musibah tanah longsor kembali terjadi di Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo. Sebuah rumah sederhana berukuran 3 x 4 meter milik Ribut Haryanto (42) warga RT 01 RW 06 Dusun Gondosuli, Desa Cepedak, Kecamatan Bruno tertimbun longsoran tebing. Akibatnya rumah beserta isinya mengalami rusak berat dan hampir rata dengan tanah.
Informasi yang berhasil dihimpun Suara Merdeka CyberNews dari lokasi kejadian menyebutkan, tebing yang longsor panjangnya 9 meter dengan lebar 5 meter dan ketinggian 6 meter. Peristiwa longsor ini terjadi setelah sebelumnya Dusun Gondosuli dari sore hari terus diguyur hujan lebat.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Namun kerugian materiil ditaksir mencapai Rp 3 juta. Penghuni rumah yang berjumlah 8 jiwa saat ini mengungsi ke rumah familinya karena rumah tersebut sudah tidak bisa lagi ditempati.
"Kerugiannya memang tidak seberapa. Tapi korban termasuk keluarga miskin sehingga kasihan sekali sekarang mereka harus mengungsi," ujar salah satu warga.
Camat Bruno Drs Wahyu Jaka S melalui Kepala Seksi Pemberdayaan dan Perlindungan Masyarakat (Kasie Linmas) Sagiman kemarin mengatakan, setelah kejadian longsor pihaknya langsung menerjunkan petugas untuk meninjau lokasi dan melakukan pendataan.
Warga setempat juga diminta melakukan perbaikan rumah korban secara gotong royong. Pemerintah kecamatan langsung memberikan bantuan logistik kepada korban untuk kebutuhan sementara.
Kejadian longsor tersebut sudah dilaporkan ke Pemkab Purworejo. "Kami harapkan korban bisa langsung mendapat santunan dari Pemkab Purworejo. Santunan sangat dibutuhkan karena korban memang tergolong keluarga yang tidak mampu," katanya.
Anak rewel
Ribut Haryanto menjelaskan kronologis musibah tersebut. Awalnya seperti biasa setiap malam Jumat ia mengikuti kegiatan tahlilan di rumah salah satu warga. Menjelang kejadian, anaknya yang paling kecil rewel dan menangis terus saat akan ditidurkan ibunya. "Anak saya rewel minta pindah tidur," katanya.
Setelah permintaan anak tersebut dituruti, tak berselang lama longsor terjadi. "Mungkin anak saya sudah mendapat firasat. Keluarga kami selamat karena anak saya rewel," katanya.
Letak rumah Ribut Haryanto memang tergolong rawan. Keberadaanya tepat di samping tebing. Rumah tersebut mengalami kerusakan parah lantaran longsoran tanah juga disertai dengan longsoran sebuah tunggak pohon kepala yang cukup besar.
Suber : Suaramerdeka
Terseret Longsor, Rumah Supiyandi 'Bablas'
Cepedak - Rumah Supiyandi (80) di RT 01 RW 04 Banjaran Desa Cepedak Kecamatan Bruno hancur akibat longsor, Selasa (26/11/2014) petang. Rumah kayu itu 'bablas' terseret masuk jurang setelah tebing tanah di belakang bangunan itu longsor.
Supiyandi mengatakan, tanah longsor terjadi setelah hujan deras lebih dari tiga jam mengguyur Cepedak. Tebing setinggi 15 meter dan lebar 10 meter longsor. "Hujan mulanya mengguyur pukul 12.00 sampai sore. Pukul 15.00 terjadi bencana," ucapnya kepada KRjogja.com, Rabu (26/11/2014).
Tidak ada korban dalam kejadian itu karena Supiyandi dan Surati istrinya, berhasil menyelamatkan diri. Keduanya mengetahui pergerakan tanah dan langsung lari keluar rumah.
Warga gotong royong menyelamatkan harta dan bahan bangunan milik korban yang masih bisa dipakai. Keduanya terpaksa mengungsi di rumah tetangga karena tidak mempunyai tempat tinggal lainnya.
Selain itu, longsor juga menyebabkan rumah Faizin yang bersebelahan dengan bangunan Supiyandi, terancam bencana. Sebagian pondasi talut pengaman rumah sudah menggantung karena tanah di bawahnya longsor.
Supiyandi mengatakan, tanah longsor terjadi setelah hujan deras lebih dari tiga jam mengguyur Cepedak. Tebing setinggi 15 meter dan lebar 10 meter longsor. "Hujan mulanya mengguyur pukul 12.00 sampai sore. Pukul 15.00 terjadi bencana," ucapnya kepada KRjogja.com, Rabu (26/11/2014).
Tidak ada korban dalam kejadian itu karena Supiyandi dan Surati istrinya, berhasil menyelamatkan diri. Keduanya mengetahui pergerakan tanah dan langsung lari keluar rumah.
Warga gotong royong menyelamatkan harta dan bahan bangunan milik korban yang masih bisa dipakai. Keduanya terpaksa mengungsi di rumah tetangga karena tidak mempunyai tempat tinggal lainnya.
Selain itu, longsor juga menyebabkan rumah Faizin yang bersebelahan dengan bangunan Supiyandi, terancam bencana. Sebagian pondasi talut pengaman rumah sudah menggantung karena tanah di bawahnya longsor.
Sumber : NET CJ